Setiap pribadi unik
dengan karakter yang melekat dalam dirinya. Berbicara tentang karakter,
mengingatkan pada salah satu novel karangan Paulo Coelho berjudul “Kitab Suci Ksatria Cahaya”. Berbeda
dengan cerita pada novel-novel lainnya, Paulo Coelho mencoba untuk memaparkan
tentang sosok ksatria cahaya. Selesai membaca novel tersebut, saya menarik
kesimpulan tentang sosok ksatria cahaya. Sosok unik yang ada pada diri kita
masing-masing. Ksatria cahaya mengarah pada karakter pribadi yang ada dalam
diri tiap insan.
Terlahir
dengan perbedaan, itulah kita manusia. Namun setiap dari kita memiliki keunikan
yang bisa ditonjolkan serta dikembangkan. Bahkan keunikan ini bisa menjadi
hadiah bagi dunia. Seperti Hellen Keller, dengan keterbatasan fisiknya dia
dapat menjadi tokoh inspiratif bagi dunia. Buta tidak menjadi perkara untuk
membagikan talenta dan potensi dirinya. Namun, tidak banyak diantara kita yang
mengenal keunikan karakter diri. Lebih sering kita mengeluh dengan kondisi dan
tak jarang muncul rasa iri hati. Itulah mengapa ada ungkapan ‘rumput tetangga
selalu lebih hijau’. Satu ungkapan yang menunjukkan ketidakmampuan melihat
potensi di ladang sendiri.
Celakanya
kalau ungkapan itu banyak dihidupi oleh kaum muda di negeri ini tanpa ada aksi
nyata mengubah kondisi. Niscaya tercipta generasi bangsa yang hanya berdiam diri
melihat ‘rumput tetangga yang semakin hijau dan tumbuh tinggi’. Barangkali satu
hal yang perlu dimiliki oleh kaum muda bangsa ini, yakni karakter. Karakter ada di dalam diri. Dan satu cara
untuk menyadarinya adalah dengan mengenal diri sendiri. Pengenalan diri lebih
dari pada hanya mengenal sosok fisik, tetapi juga setiap kelemahan dan
kelebihan yang ada untuk dikembangkan. Karakter bukan semata tentang kondisi
fisik, bukan pula tentang prestasi akademik, ataupun latar sosial ekonomi.
Kemampuan untuk menemukan keunikan dalam diri juga menjadi sarana untuk
mengembangkan karakter diri, tentu ke arah lebih baik. Karakter mampu membawa
seseorang mencapai tujuannya, hasrat terdalamnya. Dan biasa kita sebut dengan passion. Kutipan Paulo Coelho berikut
semacam ingin menggambarkan sosok berkarakter.
“Di situlah letak kekuatan air: dia tidak
dapat diremukkan palu ataupun dilukai pisau. Bahkan pedang paling ampuh sedunia
pun tak akan bisa menggoresi permukaannya.”
“Aliran air sungai menyesuaikan
dirinya dengan alur apapun yang tampak mungkin, tetapi sang sungai tak pernah
melupakan tujuannya, yakni laut”
Seorang
yang punya karakter layaknya air mampu mengenal baik siapa dirinya dan di mana
letak kekuatannya. Tak hanya mampu mempertahankan diri, tetapi juga menjadi
inspirasi bagi yang lainnya. Ingatkah kita pada Sok Hok Gie? Sosok muda yang
aktif melakukan gerakan karna kecintaannya pada bangsa ini. Walaupun dia telah
tiada, namun perjuangan serta tulisan dan jejaknya tetap terkenang. Entah siapa
lagi yang mampu menjadi sosok Sok Hok Gie masa kini. Sosok berkarakter yang
mendulang prestasi dan menjadi inspirasi.
Saatnya
kini kita instropeksi, mencoba bertanya pada hati. Sejauh mana mengenali
karakter diri dan sebesar apa kita sudah berkontribusi untuk bangsa ini.
Sebagai kaum muda, kita ditantang untuk mengembangkan karakter. Mengenali diri,
kreatif, mencetak prestasi, dan inspiratif menjadi pekerjaan rumah bersama.
Pada akhirnya perlu kita renungkan, apa yang sudah-sedang-akan kita lakukan
untuk bangsa ini?
No comments:
Post a Comment