Monday, August 11, 2014

Karakter Diri


Setiap pribadi unik dengan karakter yang melekat dalam dirinya. Berbicara tentang karakter, mengingatkan pada salah satu novel karangan Paulo Coelho berjudul “Kitab Suci Ksatria Cahaya”. Berbeda dengan cerita pada novel-novel lainnya, Paulo Coelho mencoba untuk memaparkan tentang sosok ksatria cahaya. Selesai membaca novel tersebut, saya menarik kesimpulan tentang sosok ksatria cahaya. Sosok unik yang ada pada diri kita masing-masing. Ksatria cahaya mengarah pada karakter pribadi yang ada dalam diri tiap insan.
            Terlahir dengan perbedaan, itulah kita manusia. Namun setiap dari kita memiliki keunikan yang bisa ditonjolkan serta dikembangkan. Bahkan keunikan ini bisa menjadi hadiah bagi dunia. Seperti Hellen Keller, dengan keterbatasan fisiknya dia dapat menjadi tokoh inspiratif bagi dunia. Buta tidak menjadi perkara untuk membagikan talenta dan potensi dirinya. Namun, tidak banyak diantara kita yang mengenal keunikan karakter diri. Lebih sering kita mengeluh dengan kondisi dan tak jarang muncul rasa iri hati. Itulah mengapa ada ungkapan ‘rumput tetangga selalu lebih hijau’. Satu ungkapan yang menunjukkan ketidakmampuan melihat potensi di ladang sendiri.  
            Celakanya kalau ungkapan itu banyak dihidupi oleh kaum muda di negeri ini tanpa ada aksi nyata mengubah kondisi. Niscaya tercipta generasi bangsa yang hanya berdiam diri melihat ‘rumput tetangga yang semakin hijau dan tumbuh tinggi’. Barangkali satu hal yang perlu dimiliki oleh kaum muda bangsa ini, yakni karakter.  Karakter ada di dalam diri. Dan satu cara untuk menyadarinya adalah dengan mengenal diri sendiri. Pengenalan diri lebih dari pada hanya mengenal sosok fisik, tetapi juga setiap kelemahan dan kelebihan yang ada untuk dikembangkan. Karakter bukan semata tentang kondisi fisik, bukan pula tentang prestasi akademik, ataupun latar sosial ekonomi. Kemampuan untuk menemukan keunikan dalam diri juga menjadi sarana untuk mengembangkan karakter diri, tentu ke arah lebih baik. Karakter mampu membawa seseorang mencapai tujuannya, hasrat terdalamnya. Dan biasa kita sebut dengan passion. Kutipan Paulo Coelho berikut semacam ingin menggambarkan sosok berkarakter.
Di situlah letak kekuatan air: dia tidak dapat diremukkan palu ataupun dilukai pisau. Bahkan pedang paling ampuh sedunia pun tak akan bisa menggoresi permukaannya.”
“Aliran air sungai menyesuaikan dirinya dengan alur apapun yang tampak mungkin, tetapi sang sungai tak pernah melupakan tujuannya,  yakni laut”
            Seorang yang punya karakter layaknya air mampu mengenal baik siapa dirinya dan di mana letak kekuatannya. Tak hanya mampu mempertahankan diri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi yang lainnya. Ingatkah kita pada Sok Hok Gie? Sosok muda yang aktif melakukan gerakan karna kecintaannya pada bangsa ini. Walaupun dia telah tiada, namun perjuangan serta tulisan dan jejaknya tetap terkenang. Entah siapa lagi yang mampu menjadi sosok Sok Hok Gie masa kini. Sosok berkarakter yang mendulang prestasi dan menjadi inspirasi.

            Saatnya kini kita instropeksi, mencoba bertanya pada hati. Sejauh mana mengenali karakter diri dan sebesar apa kita sudah berkontribusi untuk bangsa ini. Sebagai kaum muda, kita ditantang untuk mengembangkan karakter. Mengenali diri, kreatif, mencetak prestasi, dan inspiratif menjadi pekerjaan rumah bersama. Pada akhirnya perlu kita renungkan, apa yang sudah-sedang-akan kita lakukan untuk bangsa ini? 

No comments: