Segelas coklat tak lagi panas
Piring makan
tergelatak dengan sisa tulang belulang ayam di atasnya
Ada dua potong timun
yang dibiarkan utuh
Segelas air putih dan sedotan yang juga berwarna putih
berdiri tegak di sisi kanan
Seperti perwira penjaga pintu gerbang negara
Terlihat gagah tapi suci dengan warna putihnya
Kacamata terlihat kotor
lensanya dan hanya tergelatak di atas meja
Mondar-mandir para pelayan berbaju
hitam seragam
Sayup-sayup terdengar obrolan pembeli di sudut ruang
Sesekali
suara bising knalpot motor lewat merasuk telinga kanan keluar telinga kiri
Duduk sendiri mengamati sekitar
Banyak hal yang tak biasa terlihat menjadi
terlihat
Awan mendung mendukung suasana hati yang juga sedang keruh
Sekeruh
warna coklat yang sudah tak lagi panas
Apalagi mengetahui diri ini kena tipu
muslihat
Tipu-tipu banyak orang sekarang lakukan
Mulai dari tipu soal uang
sampai soal perasaan
Agaknya sepotong buah melon dapat menyumpal emosi
Atau
merahnya buah stroberry dapat mengganti suasana hati
Hemm... Tapi lebih enak
makan alpukat dengan susu coklat pekat
Perut pun menuntut haknya
Tapi apa
daya mulut ini pun tak mampu berkata
Hanya kata-kata yang mampu memenuhi
hasrat diri akan kenikmatan makan
Layaknya hanya tulisan yang mampu
mendeskripsikan suasana hati yang lagi tak menentu
Bahasa lokal yang sudah
wajar dan pasaran diapakai oleh para penulis amatiran
Tiba-tiba jemari
berhenti bergerak, dan mata menoleh pada layar televisi itu
Siaran inspirasi tentang kuasa Semesta
Tepat sekali program acara ini
hadir di tengah-tengah suasana begini
Tak menentu dampak tipu dan begitulah
kiranya
Satu helaian napas saja ternyata mampu mengubah segalanya
Suasanya
tak lagi setegang satu menit sebelumnya
Sudahlah sudah cukup
Tak ada yang pasti
Termasuk kata-katanya yang tak abadi
Sudahlah tuk apa kau sesali
Mawar kan
pasti berduri
Melati putih berseri
Untuk apa kau sesali
No comments:
Post a Comment