Friday, October 17, 2014

Ocehan Sepasang Mata

Andai aku ini mampu berucap, aku akan berteriak keras
Menuntut hak untuk beristirahat
Setelah berjam-jam lamanya bekerja keras
Menatap layar tiada henti
Terangnya indah dilihat, namun lama kelamaan begitu menyakitkan
Bola mata ini lelah menatap
Ingin rasanya terpejam walau hanya dalam hitungan jam
Tapi ketika satu pepatah mengatakan
“aku hanya perlu mata yang menatap lebih lama dari biasanya”
Maka niscaya aku tak akan terpejam lebih awal
Andai aku mampu berucap
Kuingin jumpai telinga kanan dan kiri
Dan meminta tuk sampaikan lelahku padanya
Dia yang memaksaku menatap lebih lama
Dia yang memaksaku menatap layar kaca dalam waktu lama
Aku ingin katakana bahwa akupun memiliki batas kekuatan
Yang jelas tak bisa dipaksakan
Mampukah kamu menolongku
Dan aku akan sangat berterimakasih untuk itu
Salam pedih dariku

Mata yang ingin sejenak terpejam
Sebentar saja, cukup

Sesederhana Rumit

Segelas coklat tak lagi panas
Piring makan tergelatak dengan sisa tulang belulang ayam di atasnya
Ada dua potong timun yang dibiarkan utuh
 Segelas air putih dan sedotan yang juga berwarna putih berdiri tegak di sisi kanan
 Seperti perwira penjaga pintu gerbang negara
Terlihat gagah tapi suci dengan warna putihnya
 Kacamata terlihat kotor lensanya dan hanya tergelatak di atas meja
Mondar-mandir para pelayan berbaju hitam seragam
Sayup-sayup terdengar obrolan pembeli di sudut ruang
Sesekali suara bising knalpot motor lewat merasuk telinga kanan keluar telinga kiri
Duduk sendiri mengamati sekitar
Banyak hal yang tak biasa terlihat menjadi terlihat
Awan mendung mendukung suasana hati yang juga sedang keruh
Sekeruh warna coklat yang sudah tak lagi panas
Apalagi mengetahui diri ini kena tipu muslihat
Tipu-tipu banyak orang sekarang lakukan
Mulai dari tipu soal uang sampai soal perasaan
Agaknya sepotong buah melon dapat menyumpal emosi
Atau merahnya buah stroberry dapat mengganti suasana hati
Hemm... Tapi lebih enak makan alpukat dengan susu coklat pekat
Perut pun menuntut haknya
Tapi apa daya mulut ini pun tak mampu berkata
Hanya kata-kata yang mampu memenuhi hasrat diri akan kenikmatan makan
Layaknya hanya tulisan yang mampu mendeskripsikan suasana hati yang lagi tak menentu
Bahasa lokal yang sudah wajar dan pasaran diapakai oleh para penulis amatiran
Tiba-tiba jemari berhenti bergerak, dan mata menoleh pada layar televisi itu
Siaran inspirasi tentang kuasa Semesta
Tepat sekali program acara ini hadir di tengah-tengah suasana begini
Tak menentu dampak tipu dan begitulah kiranya
Satu helaian napas saja ternyata mampu mengubah segalanya
Suasanya tak lagi setegang satu menit sebelumnya
Sudahlah sudah cukup
Tak ada yang pasti
Termasuk kata-katanya yang tak abadi
Sudahlah tuk apa kau sesali
Mawar kan pasti berduri
Melati putih berseri
Untuk apa kau sesali

Belajar untuk Hidup


Belajar untuk bertanggung jawab pada pilihan
Belajar untuk bertoleransi
Belajar tentang saling memahami
Belajar untuk berani
Belajar mengakui kesalahan
Belajar menerima kritik dari orang lain
Belajar untuk bersabar dan berlapang dada
Belajar untuk mendengarkan
Belajar untuk bercerita
Belajar menjelaskan secara persuasif
Belajar mengkondisikan situasi
Belajar untuk menarik napas panjang ketika mengambil keputusan
Belajar bercakap
Belajar berdiskusi dengan banyak kepala dengan berbagai kepentingannya
Belajar hal-hal yang menyangkut pengembangan karakter
Ilmu yang barangkali tak kujumpai ketika di bangku kelas
Pelajaran berharga yang tak kudapatkan dari orang yang telah membesarkanku
Terima kasih atas orang-orang yang telah mengajariku banyak hal
Aku percaya setiap prosesnya begitu berharga
Setiap langkah semesta mendukung
Aku percaya suatu saat nanti aku menyadari benar
Bahwa pelajaran hari ini sarat manfaat tuk kelak di kemudian hari
Ajari aku tuk selalu belajar
Belajar lebih dari ilmu pengetahuan
Belajar tentang kehidupan

Terimakasih hari-hari yang selalu tersedia  dan waktu yang senantiasa ada
Aku belajar untuk hidup

Sunday, October 12, 2014

Pesona "Hidden Paradise"

di tepi laut lepas, Pantai Bekah
What a wonderful view!
Birunya hamparan laut bersatu dengan birunya langit menjadi pesona "hidden paradise", Pantai Bekah. Gunung Kidul menjadi bagian dari Yogyakarta yang menyimpan sejuta pesona alam. Salah satunya adalah Pantai Bekah. Berdiri di tepi batas laut lepas, menatap cakrawala, memandang karya ciptaNya menjadi momen yang luar biasa. Perjalanan menuju Pantai Bekah, Gunung Kidul hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam dari kota. banyak jalur yang dapat dilewati, salah satunya melewati jalan parangtritis ke arah panggang. Menyusuri jalan beraspal halus, kemudian di kanan jalan akan menemukan plang bertuliskan "Laut Bekah". Perjalanan menantang dimulai setelah memasuki gang menuju pantai karena akses jalan bebatuan terjal. dari jalan raya jarak menuju pantai sekitar 6km. Oleh karena itu penting memastikan kendaraan bermotor dalam kondisi sehat. Pengemudi pun perlu berhati-hati saat menyusuri jalan. Pelan-pelan saja dan waspada. Kondisi jalan cukup memicu adrenalin bagiku. di tepi jalan berjajar pepohonan hingga akhirnya semakin jarang dan akhirnya berujung di tepi laut. waktu itu, kendaraan kami parkir, kemudian kami berjalan mendekati tepi laut. dan apa yang aku lihat dan rasakan, dapat kugambarkan dengan sederet kata berikut.......

seperti anak kecil yang baru pertama melihat alam raya
mulut menganga mata tak berkedip
kagum tiada henti ketika dapat berdiri di tepi batas laut lepas
lelah raga terobati seketika
jiwa menemukan makanannya
bahagia tak terdeskripsikan
ketika setiap hari hanya memandangi asap kendaraan
bergelut dengan kemacetan
menuju ke alam liar menjadi penyeimbang
bukan sekedar datang dan menjadi penikmat alam
melainkan mengagumi air laut, tebing, jalanan terjal, dan angin pantai sebagai buah karya ciptaanNya
mencoba datang dan menyatu dengan alam
menyadari keterbatasan manusia dan luar biasa kekuatan alam
aku merasa kecil diantara luasnya hamparan laut dan langit
menghirup udara segar
bertumpu pada bebatuan
mengingatkanku bahwa tanpa manusia alam akan tetap ada, tetapi apa daya manusia tanpa alam raya?
untuk saudara-saudara yang ingin merasakan pengalaman bersentuhan dengan alam,
mari kita tetap pengingat tiga prinsip petualang
"jangan mengambil apapun kecuali gambar"
"jangan membunuh apapun kecuali waktu"
"jangan meninggalkan apapun kecuali jejak"
May nature guide us!



Saturday, October 4, 2014

sebatang pensil

Sebatang pensil berjalan sendirian
bertumpu pada ujung runcing menyusur jalanan
tanpa alas menerjang aspal
sesekali tersandung kerikil tajam
tanpa lampu, gelap gulita
berjalan berjalan dan terus berjalan
hingga tanpa sadar
semakin tumpul ujung tempatnya bertumpu
lelah pun makin terasa
sampai akhirnya, ia berada di persimpangan
tak tau arah
harus ke kanan, ke kiri, atau berbalik arah
dengan kondisi raga yang tak lagi sempurna
jiwa lapuk dimakan perjalanan
dan keputusan menunggu kepastian